| Brenong Kepang |
Begalan, sebuah tradisi budaya dalam rangkaian prosesi pernikahan masyarakat Jawa lebih khusus di daerah Banyumas Jawa Tengah. Menurut beberapa sumber yang ada tradisi begalan di perkenalkan sejak masa Bupati Banyumas XIV Raden Adipati Tjokronegoro (tahun 1850).
Upacara ini diadakan apabila mempelai laki-laki merupakan
putra sulung. Tradisi begalan merupakan kombinasi antara seni tari dan seni
tutur (lawak) dengan iringan gending. Sebagai layaknya tarian klasik, gerak
tarinya tak begitu terikat pada patokan tertentu yang penting gerak tarinya
selaras dengan irama gending. Jumlah penari ada dua orang, Seseorang bertindak
sebagai pembawa barang-barang dalam hal ini berupa perlatan dapur yang bernama
Gunareka, dan seorang lagi bertindak lagi sebagai pembegal (rampok) yang
bernama Rekaguna. Barang-barang bawaan di antara lain ilir, cething, kukusan, saringan
ampas, tampah, sorokan, centhong, siwur, irus, kendil, dan wangkring. Barang
bawaan ini biasa disebut Brenong Kepang. Pembegal biasanya membawa pedang kayu
yang bernama Wlira. Seragam pemain begalan cukup sederhana umumnya mereka
mengenakan busana jawa saja.
| Begalan |
Pelaku begalan yang terdiri dua orang berdialog saling tegang diiringi sebuah musik tradisional gamelan sederhana dan terdapat juga dialog dengan gaya jenaka yang berisi tentang nasehat-nasehat penting bagi kedua mempelai dan penonton. Perebutan peralatan dapur yang dibawa Gunareka oleh penonton menandakan pagelaran tradisi begalan tersebut telah berakhir.
Setiap perlengkapan yang digunakan pada begalan mempunyai
makna dan nilai filosofis tertentu seperti berikut ini :
| Pemeran Gunareka |
Pikulan atau mbatan yang merupakan alat pengangkat brenong
kepang bagi peraga yang bernama Gunareka. Alat ini terbuat dari bambu yang
melambangkan seorang pria yang akan berumah tangga harus dipertimbangkan
terlebih dahulu, jangan sampai merasa kecewa setelah pernikahan sehingga ketika
seorang pria mencari seorang calon isteri maka harus dipertimbangkan bibit,
bobot, dan bebetnya.
| Pemeran Rekaguna |
Pedang Wlira adalah alat pemukul dengan ukuran panjang tertentu, terbuat dari kayu pohon pinang. Pedang Wlira dibawa oleh Rekaguna dari pihak pengantin wanita yang menggambarkan seorang pria yang bertanggungjawab, berani menghadapi segala sesuatu yang menyangkut keselamatan keluarga dari ancaman bahaya.
Brenong Kepang adalah barang-barang yang dibawa oleh
Gunareka utusan dari keluarga mempelai pria berupa alat-alat dapur yang
meliputi :
- Ian
merupakan alat untuk angi nasi terbuat dari anyaman bambu yang
menggambarkan bumi tempat kita berpijak.
- Ilir
merupakan kipas yang terbuat dari anyaman bambu melambangkan seseorang
yang sudah berkeluarga agar dapat membedakan perbuatan baik dan buruk
sehingga dapat mengambil keputusan yang bijak saat sudah berumah tangga.
- Cething
adalah alat yang digunakan untuk tempat nasi terbuat dari bambu. Maksudnya
bahwa manusia hidup di masyarakat tidak boleh semunya sendiri tanpa
mempedulikan orang lain dan lingkunganya.Manusia adalah mahluk sosial yang
butuh orang lain
- Kukusan
adalah alat untuk menank nasi yang terbuat dari anyaman bamboo berbentuk
kerucut yang mempunyai arti kiasan bahwa seseorang yang sudah berumah
tangga harus berjuang untuk menckupi kebutuhan hidup semaksimal mungkin.
- Centhong
adalah alat untuk mengambil nasi pada saat nasi diangi, yang terbuat dari
kayu atau hasil tempurung kelapa. Maksudnya seorang yang sudah berumah
tangga mampu mengoreksi diri sendiri atau introspeksi sehingga ketika
mendapatkan perselisihan antara kedua belah pihak (suami dan istri) dapat
terselesaikan dengan baik. Selalu mengadakan musyawarah yang mufakat
sehingga terwujudlah keluarga yang sejahtera, bahagia lahir dan batin.
- Irus
adalah alat untuk mengambil dan mengaduk sayur yang terbuat dari kayu atau
tempurung kelapa. Maksudnya ialah sesorang yang sudah berumah tangga
hendaknya tidak tergiur atau tergoda dengan pria atau wanita lain yang
dapat mengakibatkan retaknya hubungan rumah tangga.
- Siwur
adalah alat untuk mengambil air terbuat dari tempurung kelapa yang masih
utuh dengan melubangi di bagian atas dan diberi tangkai. Siwur merupakan
kerata basa yaitu, asihe aja diawur-awur. Artinya, orang yang sudah
berumah tangga harus dapat mengendalikan hawa nafsu, jangan suka menabur
benih kasih saying kepada orang lain.
- Saringan
ampas atau kalo adalah alat untuk menyaring ampas terbuat dari anyaman bambu
yang memiliki arti bahwa setiap ada berita yang datang harus disaring atau
harus hati-hati.
- Wangkring yaitu pikulan dari bambu, filsafatnya adalah di dalam menjalani hidup ini berat ringan, senang susah hendaklah dipikul bersama antara suami dan istri.
0 Comments
Posting Komentar